Apakah deflasi itu?

Adam Lienhard
Adam
Lienhard
Apakah deflasi itu?

Deflasi merupakan fenomena yang ditandai dengan penurunan harga barang dan jasa secara umum. Kondisi ini biasanya muncul dari kontraksi dalam pasokan uang dan kredit dalam perekonomian. Mari kita telusuri beberapa aspek-aspek utama mengenai deflasi.

Apakah deflasi itu?

Deflasi menandakan penurunan tingkat harga barang dan jasa secara keseluruhan. Berbeda dengan inflasi, yang mengikis nilai mata uang dari waktu ke waktu, deflasi meningkatkan daya beli uang.

Deflasi sering terjadi bersamaan dengan penurunan ekonomi, yang menyebabkan berkurangnya belanja konsumen dan investasi. Meskipun penurunan harga pada awalnya dapat menguntungkan konsumen, deflasi yang berkepanjangan dapat memicu penurunan upah, keuntungan, dan aktivitas ekonomi.

Bank sentral dan pembuat kebijakan biasanya menggunakan berbagai langkah moneter dan fiskal untuk menangkal tekanan deflasi dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Apa yang menyebabkan deflasi?

  • Faktor-faktor moneter. Kontraksi dalam jumlah uang beredar, sering kali disebabkan oleh kebijakan moneter yang lebih ketat atau berkurangnya pinjaman oleh bank, dapat menyebabkan tekanan deflasi. Bank sentral, seperti Federal Reserve, sangat memengaruhi pasokan uang.
  • Penurunan permintaan konsumen. Ketika konsumen mengurangi pengeluaran mereka, hal ini dapat menyebabkan kelebihan pasokan barang dan jasa, sehingga menyebabkan harga turun.
  • Kapasitas kelebihan. Ketika bisnis memiliki kapasitas produksi lebih besar dari yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan, mereka dapat menurunkan harga untuk memenuhi kelebihan kapasitas tersebut, sehingga berkontribusi pada deflasi.
  • kemajuan teknologi. Inovasi dan kemajuan teknologi dapat meningkatkan produktivitas, yang mengarah pada biaya produksi yang lebih rendah dan kemudian menurunkan harga barang dan jasa.
  • Guncangan eksternal. Faktor-faktor eksternal seperti penurunan tajam 0ada harga komoditas, resesi ekonomi global, atau krisis keuangan dapat menimbulkan tekanan deflasi dengan mengurangi permintaan dan investasi secara keseluruhan.

Efek deflasi

Deflasi adalah fenomena kompleks yang dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi positif dan negatif.

Peningkatan daya beli
Turunnya harga berarti konsumen dapat membeli lebih banyak barang dan jasa dengan jumlah uang yang sama, sehingga meningkatkan daya beli.
Penurunan belanja konsumen
Perkiraan adanya penurunan harga lebih lanjut dapat menyebabkan konsumen menunda pembelian, yang menyebabkan penurunan belanja konsumen dan aktivitas ekonomi.
Penurunan suku bunga
Deflasi seringkali menyebabkan penurunan suku bunga karena bank sentral berusaha menstimulasi pinjaman dan belanja, yang dapat menguntungkan pengusaha dan perorangan yang sedang mencari pinjaman.
Deflasi utang
Deflasi meningkatkan beban riil utang karena nilai utang tetap konstan atau meningkat sementara pendapatan dan nilai aset menurun, yang berpotensi menyebabkan terjadinya gagal bayar dan ketidakstabilan keuangan.
Penghematan biaya untuk bisnis
Bisnis dapat mengalami biaya produksi yang lebih rendah karena turunnya harga input, yang mengarah pada peningkatan profitabilitas dan potensi harga yang lebih rendah bagi konsumen.
Penurunan inflasi
Perkiraan adanya deflasi dapat menghambat investasi karena bisnis mengantisipasi keuntungan masa depan yang lebih rendah dan menunda atau membatalkan proyek-proyek investasi.
Peningkatan daya saing
Deflasi dapat membuat ekspor lebih kompetitif di pasar internasional karena harga barang-barang yang diproduksi di dalam negeri turun relatif terhadap harga di negara lain.
Stagnansi upah
Jatuhnya harga dapat menyebabkan tekanan penurunan pada upah, mengurangi pendapatan rumah tangga dan selanjutnya mengurangi belanja konsumen.
Stagnansi ekonomi
Deflasi yang terus-menerus dapat menyebabkan lingkaran setan berupa penurunan permintaan, berkurangnya investasi, dan meningkatnya pengangguran, yang berpotensi menyebabkan stagnasi atau resesi ekonomi yang berkepanjangan.

Contoh deflasi dalam sejarah

  1. Awal tahun 1930-an di Amerika Serikat mengalami deflasi yang signifikan karena penurunan jumlah uang beredar setelah kegagalan bank (the Great Depression). Anjloknya permintaan, krisis perbankan, dan anjloknya produksi industri menyebabkan penurunan harga yang tajam di berbagai sektor.
  2. Jepang mengalami deflasi pada tahun 1990-an (Dekade yang Hilang). Utang yang berlebihan, krisis perbankan, dan jatuhnya harga real estat dan saham turut berkontribusi pada tekanan deflasi.
  3. Guncangan ekonomi global yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 menyebabkan tekanan deflasi di banyak negara. Pembatasan, gangguan rantai pasokan, dan berkurangnya belanja konsumen berkontribusi pada penurunan permintaan dan jatuhnya harga di berbagai sektor.

Deflasi vs disinflasi

Sekarang, mari kita lihat bagaimana deflasi berbeda dengan disinflasi.

Disinflasi terjadi ketika harga terus meningkat namun dengan laju yang lebih lambat dari sebelumnya. Pada dasarnya, tingkat inflasi tetap positif namun lebih rendah dari level tertinggi sebelumnya. Disinflasi dapat terjadi akibat resesi atau ketika bank sentral mengetatkan kebijakan moneternya.

Tidak seperti deflasi, disinflasi tidak berbahaya bagi perekonomian karena ini merupakan penurunan marjinal dalam tingkat inflasi dalam jangka pendek. Misalnya, ketika Federal Reserve AS menggambarkan periode perlambatan inflasi, hal ini mengacu pada disinflasi.

Kesimpulan

Singkatnya, fenomena deflasi memberikan tantangan dan peluang yang signifikan bagi para trader di pasar finansial. Meskipun penurunan harga dapat memengaruhi penilaian aset dan strategi investasi, trader yang cerdik dapat memanfaatkan tren deflasi dengan mengidentifikasi sektor dan aset yang siap menghadapi kemerosotan ekonomi.

Dengan tetap waspada terhadap indikator ekonomi makro dan menerapkan strategi trading adaptif, trader dapat menavigasi kompleksitas lingkungan deflasi dengan ketahanan dan pandangan jauh ke depan, mengubah tantangan menjadi peluang untuk mendapatkan profit.

Ikuti kami di Telegram, Instagram, dan Facebook untuk mendapatkan kabar terbaru dari Headway.