Proyeksi BTCUSD 2025: Roket Siap Diluncurkan!

d.molina
Dmitrij
Molina
Proyeksi BTCUSD 2025: Roket Siap Diluncurkan!

Artikel ini akan membahas tentang arah Bitcoin yang paling mungkin terjadi pada tahun 2025, mengeksplorasi pendorong utama, potensi risiko, dan implikasi yang lebih luas atas pergerakan harga Bitcoin. Baik sebagai investor yang mengejar keuntungan atau penggemar yang terpikat oleh potensi revolusionernya, pemahaman tentang masa depan Bitcoin sangatlah penting untuk merencanakan tahun yang akan datang.

Apa itu Bitcoin?

Semua orang saat ini pasti sudah tahu tentang Bitcoin. Mata uang kripto yang pertama dan paling terkenal di dunia ini diperkenalkan pada tahun 2009 oleh penciptanya yang menggunakan nama samaran, Satoshi Nakamoto, dan merevolusi cara pandang kita terhadap uang.

Melalui sistem pembayaran peer-to-peer yang terdesentralisasi, sistem ini menghilangkan perantara, menurunkan biaya transaksi, dan menawarkan tingkat transparansi dan keamanan yang belum pernah ada sebelumnya melalui teknologi blockchain. Selama bertahun-tahun, Bitcoin terus berkembang dan telah melampaui asal-usulnya sebagai mata uang digital khusus, menjadi kelas aset penting yang terkait dengan keuangan, politik, dan teknologi global.

Memahami peran penting Bitcoin ada pada sifat gandanya: Bitcoin sebagai alat keuangan yang mengganggu dan investasi spekulatif. Seiring dengan makin banyaknya pemerintahan, perusahaan, dan institusi yang merangkul teknologi blockchain, Bitcoin memantapkan dirinya sebagai alat pembayaran inklusi keuangan dan pendorong inovasi.

Memprediksi dinamika BTCUSD merupakan tantangan tersendiri bagi para analis, trader, dan investor, karena volatilitas instrumen ini yang sangat tinggi. Kendati demikian, prediksi kami yang matang memberikan peluang untuk memperoleh keuntungan finansial yang substansial dan membantu para pemangku kepentingan menavigasi risiko yang terkait dengan kelas aset strategis baru ini.

Penggerak harga BTCUSD secara historis

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya dinamika harga Bitcoin: mulai dari hukum penawaran dan permintaan serta kerangka regulasi hingga ekonomi di balik penambangan BTC dan tren ekonomi makro, melibatkan politik serta likuidasi dan manipulasi pasar yang sangat besar.

Ketersediaan terbatas dan halving

Ketersediaan BTC selalu dibatasi hingga 21 juta koin. Hal ini disebabkan oleh sang penemunya, Satoshi Nakamoto, yang memprogram kapitalisasi pasar koin untuk “dibatasi” dalam hal pasokan.

Per tanggal 05 Desember 2024, ada 19.896.043,75 Bitcoin yang beredar, setara dengan 94,743% dari total jumlah yang dapat ditambang. Meskipun saat ini masih tersisa 1.103.956,3 BTC yang bisa ditambang dan sudah hampir mencapai tahap ekstraksi terakhir, tetapi proyeksi menunjukkan kalau Bitcoin yang terakhir baru akan diekstraksi pada tahun 2140.

Alasannya adalah karena fenomena halving.

Untuk memahami alasan pentingnya hal ini, pertama-tama kita perlu memahami konsep block reward. Ketika para penambang berperan serta dalam proses validasi transaksi, mereka berkompetisi untuk memecahkan teka-teki kriptografi yang rumit. Penambang pertama yang berhasil memecahkan teka-teki ini berpeluang untuk menambahkan blok baru ke dalam blockchain. Sebagai imbalan atas usaha mereka, mereka akan menerima Bitcoin yang baru dicetak. Proses inilah yang kita sebut sebagai “mining”.

Dengan adanya peristiwa halving, jumlah Bitcoin baru yang dikeluarkan untuk para penambang berkurang 50%.

Penjelasan mengenai mekanisme halving

Mekanisme pembatasan jumlah pasokan ini sudah tertanam dalam desain Bitcoin untuk memastikan laju inflasi yang bisa diprediksi dan mencegah devaluasi mata uang. Namun, bagi para penambang, setiap terjadinya halving berarti mereka harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan reward, karena jumlah Bitcoin baru yang mereka dapatkan dari usaha mereka menjadi berkurang. Jika penambangan tidak lagi menguntungkan, suatu saat para penambang mungkin akan menjual kepemilikan mereka, sehingga memberikan tekanan pada harga.

Tren ekonomi makro

Kondisi ekonomi global, seperti inflasi dan suku bunga sangat mempengaruhi nilai Bitcoin. Bitcoin dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi mata uang, sehingga cenderung menarik lebih banyak perhatian selama berlangsungnya kebijakan moneter yang menstimulasi. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak analis dan pejabat tinggi yang membicarakan Bitcoin sebagai aset “safe haven”, tetapi data historis membuktikan bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

Pada grafik di bawah ini, kita bisa melihat perbandingan dinamika emas terhadap Dolar AS (kuning), S&P 500 (abu-abu), dan Bitcoin terhadap Dolar AS (hitam). Berdasarkan pengamatan, kita bisa menilai bahwa dalam 12 tahun terakhir, BTCUSD lebih menunjukkan korelasi dengan indeks bursa utama AS dibandingkan dengan logam mulia, yang dikenal sebagai lindung nilai andalan dan telah terbukti selama ribuan tahun terhadap inflasi.

BTCUSD vs XAUUSD vs S&P 500. 2012-Des 2024. Sumber: Tradingview

Dengan mengacu pada S&P dan menyikapi kondisi ekonomi AS dengan dinamika yang bertolak belakang dengan emas, BTCUSD lebih cenderung dianggap sebagai “ stock on steroid” daripada aset “safe-haven”, yaitu aset yang harus disimpan pada saat ketidakpastian ekonomi makro. Selain itu, volatilitas Bitcoin yang ekstrem bisa jadi tidak cocok bagi mereka yang ingin menjaga modal mereka, daripada mengambil risiko untuk memaksimalkan keuntungan.

Sejak tahun 2022 ketiga aset tersebut menunjukkan dinamika yang sama, tetapi masing-masing didorong oleh alasannya tersendiri. Ketiganya mengalami penurunan pada tahun 2022, ketika The Fed menaikkan suku bunga, tetapi mulai naik lagi di tahun 2023. S&P menguat karena dinamika “Magnificent Seven” yang baru, mengikuti gelombang gairah seputar AI, sementara 72% indeks lainnya mengalami penurunan kinerja dibandingkan dengan kenaikan tahunannya. Emas sedikit menguat karena adanya gejolak geopolitik, pecahnya konflik, dan kekhawatiran resesi global dalam skala yang lebih luas.

Selagi semua itu terjadi, Bitcoin menjalani kehidupannya sendiri, meningkat pesat di tengah perubahan besar dalam industri kripto.

Trading BTCUSD sekarang di Headway! Komisi 0% untuk deposit dan penarikan.

Persepsi publik, perkembangan peraturan, dan aktivitas kelembagaan

Elemen-elemen ini memainkan peran penting dalam menentukan dinamika Bitcoin.

Persepsi publik sangat berarti untuk BTCUSD, terutama karena aset ini bersifat publik dan transaksi yang digunakannya, yaitu tidak dimiliki atau diatur sepenuhnya oleh entitas swasta atau publik mana pun. Misalnya saja, adopsi BTC sebagai alat pembayaran yang sah oleh El Salvador, telah memainkan peran penting dalam meningkatnya pengakuan Bitcoin sebagai bentuk mata uang alternatif, terutama di negara-negara dengan mata uang fiat yang tidak stabil.

Contoh peristiwa yang negatif adalah runtuhnya raksasa industri kripto FTX pada November 2022. Kejadian ini menyebabkan Bitcoin kehilangan kapitalisasi lebih dari 20%, sehingga efek kebangkrutan tersebut merembet ke seluruh pasar kripto. BTCUSD sempat menyentuh posisi terendahnya dalam beberapa tahun terakhir ketika kebangkrutan tersebut terungkap, yaitu sekitar $16.000. Hal ini juga memicu ketidakpercayaan yang meluas di kalangan investor dan trader, menyebabkan pasangan mata uang kripto ini mengalami stagnasi pada harga tersebut hingga pertengahan Januari 2023.

Selain itu, faktor regulasi juga menjadi kunci dalam menganalisis Bitcoin.

Peluncuran BTC futures di tahun 2017 dan BTC futures ETF di tahun 2020, ditambah lagi dengan faktor bullish lainnya, membawa BTCUSD ke level tertinggi sepanjang masanya. Pada tahun 2021, China memberlakukan larangan total terhadap penambangan dan perdagangan mata uang kripto, dengan alasan terkait stabilitas keuangan, konsumsi energi, dan potensi aktivitas kriminal. Hal ini menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar Bitcoin dan menyebabkan harga Bitcoin merosot tajam dari harga tertinggi sepanjang masa sekitar $64.000 pada April 2021 menjadi di bawah $30.000 pada pertengahan 2021.

Baru-baru ini, desas-desus pertama lalu realisasi persetujuan ETF spot-BTC telah memainkan peran penting dalam reli eksplosif Bitcoin 2023-2024. Para pelaku pasar sangat antusias menyambut kenaikan ini dengan harapan bahwa BTC akan mengulangi kesuksesan emas ketika ETF emas pertama kali diluncurkan 20 tahun yang lalu.
Terakhir, kabar mengenai perilaku perusahaan kripto, dana investasi, dan bursa, serta “whale” kripto sering kali bisa memengaruhi dinamika BTCUSD, sehingga para investor dan trader yang lebih kecil memutuskan untuk mengikuti jejak para pemenang dan melakukan trading bersama dengan “ smart money”.

Dinamika historis BTCUSD serta peristiwa-peristiwa besar. Sumber: Reuters

Analisis dinamika BTCUSD tahun 2024

Tahun 2024 merupakan tahun yang diwarnai dengan banyak pencapaian untuk Bitcoin. Penggerak utama dalam lonjakan tahun ini berasal dari persetujuan ETF spot BTC oleh Securities and Exchange Commission pada 10 Januari lalu.

Hal ini menjadi terobosan yang benar-benar menakjubkan karena beberapa alasan. Pertama, berbeda dengan ETF futures Bitcoin yang telah ada sebelumnya, ETF spot memiliki struktur yang berbeda. ETF tidak mendasarkan pergerakannya pada instrumen derivatif, melainkan menyimpan BTC asli dalam dompet kripto, dan menerbitkan saham untuk memberikan kepemilikan proporsional atas BTC tersebut kepada para investor (setiap saham ETF sesuai dengan jumlah Bitcoin yang dimiliki). 

Sederhananya, ETF Bitcoin spot memiliki kepemilikan langsung atas Bitcoin, menjadikannya instrumen yang lebih intuitif dan lebih mudah dikelola oleh sebagian besar investor.

Banyak yang terburu-buru membeli produk yang baru diterbitkan tersebut, dengan harapan BTC dapat mengulang kesuksesan emas, setelah ETF spot pertama yang menampilkan logam mulia sebagai aset dasar dirilis pada 18 November 2004.

Dinamika XAUUSD setelah persetujuan ETF emas spot. Sumber: Tradingview

Arus kas masuk bersih mencapai puncaknya pada 3 Maret dengan nilai $1,14 miliar, karena para trader menggunakan BTC sekitar $63.000. Rekor tersebut terulang kembali setelah terpilihnya Trump, dengan arus masuk sebesar $1,37 miliar ke dalam ETF spot BTC hanya dalam waktu satu hari. 

Hingga saat ini, total Aset Kelolaan (Asset Under Management/AUM) manajer investasi spot BTC mencapai $58 miliar YTD per 06 Desember. (Sementara itu, AUM ETF emas mencapai $274 miliar per November 2024).

Arus mingguan ETF BTC Spot 2024. Sumber: Coinmarketcap

Pendorong utama yang kedua pada semester pertama tahun 2024 adalah kejadian halving, yang terjadi sekali dalam empat tahun. Dalam tiga peristiwa halving sebelumnya, harga BTC mencatat lonjakan sebesar 30.000% (2012), 786% (2016), dan 720% (2020). Hal ini mendorong banyak pelaku pasar melakukan aksi beli, sementara BTCUSD diperdagangkan dalam pola konsolidasi yang luas selama hampir 7 bulan berturut-turut. Dinamika historis terbukti benar, tetapi hanya karena hasil pemilu AS.

Dengan kemenangan kandidat pro-kripto dari Partai Republik yang telah diprediksi sebelumnya, Bitcoin mengalami kenaikan harga yang besar di tahun ini. Hanya dalam waktu satu bulan – dari 6 November hingga 6 Desember – BTCUSD mencatatkan kenaikan harga sebesar 50%, melewati $100.000, seiring dengan semakin banyaknya berita positif tentang industri kripto yang terus bermunculan setelah kemenangan Trump.

Misalnya saja, salah satu langkah Presiden baru yang paling menonjol adalah pencalonan Paul Atkins, seorang advokat blockchain dan mata uang kripto terkemuka, sebagai Ketua SEC. 

Satu hal lagi yang juga penting adalah penunjukan Gail Slater sebagai pemimpin divisi antimonopoli di Departemen Kehakiman. Meskipun fokus utamanya adalah untuk menangani praktik monopoli oleh perusahaan-perusahaan Big Tech, pekerjaannya secara tidak langsung bisa menguntungkan perusahaan-perusahaan teknologi yang lebih kecil, termasuk perusahaan rintisan kripto, dengan mendorong pasar yang lebih kompetitif dan terbuka. 

Dukungan Trump terhadap kripto lebih dari sekadar janji regulasi semata. Pendekatan administrasinya sangat berbeda dengan kebijakan-kebijakan pendahulunya yang bersifat membatasi, menandakan adanya perubahan dari penegakan hukum kaku yang sebelumnya menciptakan ketidakpastian bagi industri ini.

Pergeseran peraturan strategis ini berimbas ke keseluruhan pasar. Implikasi yang lebih luas terhadap langkah ini menunjukkan upaya yang disengaja untuk memposisikan AS sebagai pemain utama dalam inovasi mata uang kripto dan blockchain, serta mencerminkan pengakuan Trump terhadap potensi sektor ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan supremasi teknologi.

Dinamika BTCUSD 2024 dengan berbagai peristiwa besar yang telah ditandai. Sumber: Tradingview

Trading BTCUSD sekarang di Headway! Tersedia trading dengan lot mikro.

Apa yang akan terjadi pada BTCUSD di tahun 2025?

Melihat dinamika Bitcoin yang menjanjikan serta antusiasme yang terus tumbuh dari para pelaku pasar, baik institusional maupun ritel, mata uang kripto paling populer ini kemungkinan besar akan mengalami kenaikan pada tahun 2025.

Berdasarkan dinamika aset di tahun 2024 dan kondisi saat ini serta sentimen investor, kami di Headway memperkirakan terwujudnya salah satu skenario berikut:

Skenario 1. The Fed yang Hawkish membuat reli BTCUSD terhenti. Investor mengambil keuntungan dengan cepat. Kebangkrutan perusahaan besar kripto.

Dolar AS menguat di tahun 2024, didukung oleh perkembangan ekonomi dan politik di bawah pemerintahan Donald Trump, menjadi ancaman signifikan bagi reli Bitcoin di pasangan BTCUSD. Ketika USD menguat, harga relatif Bitcoin dalam mata uang dolar akan meningkat, membuatnya lebih mahal bagi investor internasional dan mengurangi permintaan. Efek ini sangat terasa bagi para investor yang menggunakan mata uang yang lebih lemah, karena daya beli mereka berkurang, sehingga berpotensi menghambat investasi skala besar dalam Bitcoin.

Kebijakan-kebijakan pemerintahan Trump, seperti pengenaan tarif terhadap negara-negara BRICS dan dukungan agresif terhadap produksi industri AS, dapat menciptakan kondisi yang mendorong apresiasi dolar dengan cepat. Selain itu, jika Federal Reserve mempertahankan sikap hawkish guna memerangi tekanan inflasi dari kebijakan pro-industri Trump, perbedaan suku bunga yang dihasilkan dengan negara-negara lain di dunia kemungkinan akan mendorong USD semakin menguat.

Bagi Bitcoin, skenario ini akan menciptakan lingkungan yang menantang. Secara historis, BTC telah dipandang sebagai aset alternatif, dan seringkali mengalami pertumbuhan pesat ketika mata uang fiat tradisional khususnya dolar menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Penguatan dolar tidak hanya mengurangi daya tarik relatif Bitcoin, tetapi juga bersaing secara langsung dengan narasi “emas digital”, karena investor mungkin lebih memilih aset dalam mata uang dolar AS, dengan risiko yang lebih rendah selama periode dominasi dolar.

Selain itu, USD yang terlalu mahal dapat mengacaukan pasar valuta asing global. Karena para investor asing menganggap aset-aset berdenominasi USD semakin mahal, kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam investasi yang berbasis di AS, termasuk pasar Bitcoin, menjadi berkurang. Dampak ini dapat memperburuk permasalahan likuiditas di pasar mata uang kripto yang bergantung pada basis investor yang beragam dan bersifat global untuk mempertahankan momentum kenaikan.

Pada titik ini, banyak pemegang BTC jangka panjang akan memutuskan bahwa inilah saatnya untuk menuai hasil dan menunggu harga yang lebih cocok untuk masuk kembali ke pasar. Mengingat lonjakan harga yang eksplosif di tahun ini dan tingkat keserakahan investor kripto yang perlahan-lahan meningkat, kejatuhannya bisa jadi akan menjadi vertikal dan tidak terduga seperti kenaikan sebelumnya.

Kebangkrutan beberapa pelaku pasar utama saat ini dapat memicu terjadinya keruntuhan seperti yang terjadi pada FTX di tahun 2022. Namun demikian, situasi ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Dengan melihat data pergerakan harga di masa lalu, selama runtuhnya gelembung Bitcoin pada tahun 2017 dan dinamika sepanjang tahun 2021 dan 2022, kami dapat menilai bahwa penurunan nilai sebesar 50-80% sangat mungkin terjadi, apalagi jika terjadi penembusan level 100 ribu ke arah bawah yang dapat memicu aksi jual lebih lanjut.

Hal ini akan membawa BTC ke kisaran $50.000–$35.000 sebelum ada faktor fundamental yang ikut terlibat untuk meredam kepanikan.

Skenario 2. Trump menetapkan cadangan strategis Bitcoin, dan negara-negara lain pun mengikutinya. Kekuatan USD tidak memperlambat kenaikan BTCUSD. 

Dengan janji ambisius Trump untuk menjadikan AS sebagai “ibu kota kripto dunia” dan membangun cadangan strategis BTC, cukup beralasan jika rencana ini memiliki peluang untuk diimplementasikan. Hal ini bukan hanya karena ekonomi AS akan diuntungkan dari aset yang tumbuh dengan cepat, sehingga dapat menyelesaikan beberapa masalah dengan utang nasionalnya yang sangat besar, tetapi juga karena ketertarikan Trump untuk mendukung individu-individu berpenghasilan tinggi yang mendukungnya selama kampanyenya.

Untuk saat ini, satu-satunya langkah konkret yang diuraikan dalam undang-undang tersebut adalah yang diperkenalkan oleh Senator Cynthia Lummis. Cadangan yang diusulkan melibatkan Departemen Keuangan dan Federal Reserve untuk melakukan pembelian 200.000 Bitcoin per tahun selama 5 tahun, mengumpulkan satu juta token – sekitar 5% dari total pasokan Bitcoin.

Undang-undang ini menguraikan dua mekanisme pendanaan utama: memanfaatkan surplus keuntungan dari Federal Reserve, yang biasanya ditransfer ke Departemen Keuangan, dan melakukan revaluasi sertifikat emas yang dipegang oleh bank sentral untuk mencerminkan harga pasar modern. Revaluasi ini bisa membuka modal yang signifikan, memberikan sumber dana yang substansial untuk akuisisi Bitcoin tanpa secara langsung memperluas jumlah uang beredar (dan dengan demikian, menimbulkan inflasi yang lebih besar).

Selain itu, rencana tersebut juga memanfaatkan aset Bitcoin yang sudah disita, seperti 208.109 token yang sudah dimiliki oleh pemerintah AS, sebagai bagian dari cadangan. Token-token ini, bernilai hampir $20 miliar pada harga saat ini, dapat mengurangi kebutuhan untuk pembelian di pasar baru, tetapi efek dari BTC yang menjadi bagian dari salah satu cadangan negara terkuat akan cukup untuk memicu FOMO institusional di pasar kripto.

Hal ini akan mendorong perusahaan dan negara-negara lain untuk bergegas mengakuisisi Bitcoin sebelum harganya semakin meningkat. Hal ini juga dapat menjadi katalisator gerakan global yang lebih luas, mendorong negara-negara lain untuk mempertimbangkan cadangan kripto mereka.

Negara-negara seperti El Salvador dan Bhutan telah menunjukkan kemampuan untuk menyimpan cadangan Bitcoin, dan dukungan AS akan memvalidasi upaya ini dalam skala besar.

Di saat yang sama, jika kebijakan Trump menghasilkan penguatan yang lebih kuat terhadap USD yang tidak terlalu merusak perdagangan dunia dan tingkat inflasi seperti yang diperkirakan oleh sebagian besar analis pasar, BTC akan semakin diuntungkan, karena aset dalam mata uang USD tidak akan menarik bagi sebagian besar investor seperti yang terjadi di sepanjang November–Desember 2024.

Terlepas dari potensi manfaatnya, rencana Trump ini masih dipertanyakan. Para kritikus menyoroti volatilitas Bitcoin, sifat spekulatif, dan tidak adanya validitas jangka panjang sebagai aset cadangan. Meskipun Bitcoin memiliki kesamaan dengan emas, yakni sama-sama memiliki kelangkaan dan kemandirian dari kontrol terpusat, Bitcoin tidak memiliki stabilitas dan kegunaan industri seperti yang dimiliki oleh logam mulia. Para pengkritik berpendapat bahwa mengikat cadangan strategis dengan aset yang mudah berubah dapat merusak stabilitas keuangan selama krisis ekonomi.

Selain itu, konsentrasi pasokan Bitcoin yang begitu besar di tangan AS dapat mendistorsi pasar. Pembelian tahunan sebanyak 200.000 token dapat melambungkan harga, membuat Bitcoin kurang dapat diakses oleh investor kecil dan negara-negara lain. Konsentrasi ini juga bisa mempolitisasi Bitcoin, sehingga berpotensi merusak etos desentralisasinya.

Bagaimanapun, jika skenario ini terwujud, Bitcoin memiliki peluang untuk menggandakan nilainya lagi pada Desember 2025.

Trading BTCUSD sekarang di Headway! Leverage tak terbatas di akun riil.

Skenario 3. Resesi di AS.

Kita belum memiliki data historis yang dapat diandalkan terkait dengan dinamika harga Bitcoin selama resesi yang kuat atau krisis keuangan, selain selama pandemi COVID-19 tahun 2020.

Reaksi Bitcoin pada saat itu sangatlah kompleks, mencerminkan perannya yang terus berkembang dalam pasar keuangan dan interaksinya dengan guncangan ekonomi global. Awalnya, harga Bitcoin merosot tajam di bulan Maret 2020, bertepatan dengan aksi jual besar-besaran di pasar ekuitas global dan emas. Penurunan ini disebut juga sebagai “crash COVID-19”, yang didorong oleh kepanikan massal dan kebutuhan likuiditas karena para investor melikuidasi aset-asetnya, termasuk Bitcoin, untuk menutupi kerugian di pasar tradisional.

BTCUSD vs XAUUSD vs S&P 500 selama tahun 2020. Sumber: Tradingview

Namun, setelah terjadinya guncangan awal, Bitcoin mulai mengalami pemulihan yang luar biasa yang didorong oleh beberapa faktor. Stimulus moneter bank sentral dan suku bunga yang mendekati nol menimbulkan kekhawatiran akan inflasi, memposisikan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap devaluasi mata uang fiat dan memperkuat narasi “emas digital”. Minat institusional pun melonjak, dengan berbagai perusahaan seperti MicroStrategy dan Square melakukan pembelian Bitcoin secara besar-besaran, sehingga menambah legitimasi terhadap aset ini. 

Para investor ritel yang dipicu oleh lockdown dan cek stimulus pemerintah pun berbondong-bondong beralih ke mata uang kripto, mendorong pertumbuhan permintaan melalui platform seperti Coinbase. Ketika pasar global pulih, harga Bitcoin pun turut mengikuti, didukung oleh peningkatan likuiditas, adopsi yang terus meningkat, dan narasi yang menguat mengenai perannya sebagai aset safe haven di masa ekonomi yang tidak menentu.

Namun, ketika krisis melanda, S&P melemah sekitar 33%, Bitcoin jatuh hingga 50%, sementara emas hanya turun 9% dalam satu bulan, terhitung sejak 20 Februari 2020. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa narasi aset “safe haven” atau “emas digital” (dan juga “cadangan nasional”) pada Bitcoin masih jauh dari kata tepat dan sesuai kenyataan. Faktanya, selama krisis COVID-19, Bitcoin justru ikut runtuh seperti S&P, bahkan lebih parah lagi.

Hal ini akan menunjukkan dinamika yang sama, jika terjadi penurunan S&P dalam waktu dekat. Dengan cadangan kas Berkshire Hathaway yang kini mencapai $325 miliar, lebih besar daripada sebelum krisis keuangan 2008–2009, ada hal yang terasa janggal.

Jika saja kebijakan-kebijakan Trump menghadirkan permasalahan ekonomi yang baru, sebelum menyelesaikan permasalahan yang sudah ada sebelumnya, sepertihalnya utang nasional AS yang terlalu besar dan inflasi yang meningkat, permasalahan akan semakin menumpuk terhadap perekonomian AS, yang mungkin akan membawa AS ke dalam resesi.

Di titik ini, semuanya akan tergantung pada skala krisis, yang pada saat ini tidak mungkin untuk diprediksi. Bagaimanapun, penurunan BTCUSD bisa menjadi hal yang sangat signifikan, dengan target harga mendekati $50 ribu atau bahkan lebih rendah.

Berkshire Hathaway’s kas dan yang setara dengan itu sebesar % dari total aset (September 1990 hingga September 2024)

Kesimpulan: Proyeksi Bitcoin 2025

Prospek BTCUSD untuk tahun 2025 memperlihatkan momen penting bagi Bitcoin karena Bitcoin menghadapi perpaduan antara peluang yang menjanjikan dan risiko yang besar. Dampak yang ditimbulkan oleh ETF Bitcoin spot, ditambah lagi dengan potensi cadangan Bitcoin strategis AS yang berada di bawah pemerintahan Trump, memposisikan mata uang kripto ini memiliki peluang untuk diadopsi secara institusional dan pertumbuhan harga yang lebih tinggi. Perkembangan ini tidak hanya akan meningkatkan nilai pasar Bitcoin, tetapi juga mendorong perannya sebagai aset keuangan global.

Namun, tantangan seperti potensi penguatan dolar AS, risiko resesi ekonomi, dan perdebatan yang sedang berlangsung mengenai volatilitas dan kesesuaian Bitcoin sebagai aset cadangan menimbulkan ketidakpastian. Kemungkinan aksi take profit (ambil untung) oleh para pemegang saham jangka panjang dan gangguan pasar dapat mengakibatkan koreksi tajam, seperti yang terlihat pada siklus-siklus sebelumnya.

Pada akhirnya, jalur pergerakan Bitcoin di tahun 2025 akan bergantung pada interaksi antara tren ekonomi makro, keputusan regulasi, dan sentimen pasar. Meskipun mata uang kripto terus memikat para investor dengan potensi revolusionernya, jalan ke depannya tetap bersifat dinamis dan tidak dapat diprediksi seperti halnya aset itu sendiri. Bagi para trader dan pembuat kebijakan, tahun 2025 akan menjadi tahun yang menentukan dalam evolusi Bitcoin dalam lanskap keuangan global.

Dapatkan keuntungan dari trading kripto di tahun 2025! Mulai sekarang →di Headway.

Ikuti kami diTelegram, Instagram, dan Facebook untuk mendapatkan kabar terbaru dari Headway.